Rabu, 30 Januari 2013
Resolusi Koperasi 2013
Sorak
sorai di sela malam menjadi wujud kemeriahan seluruh masyarakat dunia,
hiasan-hiasan kembang api menjadi penghias langit malam perayaan tahun baru. Ya,
2013 telah tiba. Harapan, semangat dan
impian baru menjadi hal penting dalam mengawali datangnya tahun ini. Memang berharap
dan bermimpi itu gratis. Jika mimpi kita bisa tercapai maka itu adalah hal yang
luar biasa, namun jika tidak hendaklah mengevaluasi atau bahkan membuat impian
baru, sederhana.
Jika
awal tahun 2013 semua orang bermimpi akan kehidupannya, maka para praktrisi dan
kader-kader koperasi pun memiliki mimpi, hanya menginginkan koperasi tumbuh
berkembang dan mengakar di masyarakat. Sebuah impian sederhana namun sulit
untuk diwujudkan, terlebih citra koperasi yang amat sangat buruk di mata
masyarakat. Kasus-kasus kriminal oleh oknum yang mengatasnamakan koperasi dalam
kegiatan usahanya dan ditambah dengan adanya Undang-Undang Perkoperasian baru yang
menghilangkan jiwa dan ruh koperasi membuat koperasi sulit berkembang dan
bahkan dijauhi masyarakat.
Jika
kita ibaratkan kegiatan ekonomi di Indonesia sebagai sebuah keluarga, maka
koperasi adalah istri yang dipoligami. Koperasi adalah ‘istri tua’ yang hanya
dijadikan simbol kekuatan perekonomian bangsa. Kata koperasi hanya disematkan
pada sambutan-sambutan para pejabat dalam acara-acara seremoni, seakan menjadi
semangat bahwa koperasi adalah bangun usaha penguat perekonomian bangsa. Tapi
berbeda dengan praktek usaha dan bisnis,
‘istri tua’ stak digunakan lagi, mereka lebih memilih
perusahaan-perusahaan bisnis milik individual yang berbasiskan capital sebagai
‘istri muda’ yang bisa dimanfaatkan untuk mencari keuntungan dan mengeksplorasi
sumberdaya.
Tahun
2013 ini diharapkan dapat membawa perubahan yang berarti bagi perkembangan
koperasi selanjutnya. Koperasi bukan
lagi menjadi simbol kekuatan perekonomian bangsa yang hanya sebatas pajangan. Koperasi harus benar-benar menjadi kekuatan
hidup yang mampu menyejahterakan kehidupan masyarakat. Tentunya harapan dan impian itu hanya dapat
terwujud dengan kontribusi semua para praktisi koperasi yang benar-benar
menjalankan perannya. Dengan menumbuhkan
semangat kekeluargaan dan kebersamaan untuk koperasi yang mensejahterakan dan mengakar,
harapan koperasi bukan lagi sebatas mimpi.
PSDA KOPMA Bumi
Siliwangi UPI